Wednesday, October 13, 2010

Unrequited Love

Sudah berapa kali cerita ini gw ceritakan.. sudah berapa kali gw menganalogikan kisah ini sebagai si A, si B, si C… sudah berapa kali gw memaksa pikiran gw melompat mundur mengingat setiap detailnya… berpura-pura sudah lupa, padahal gw hafal persis setiap detailnya dengan sempurna.. dan sudah berapa kali gw berkata “it was”, namun kenyataan “it is still on my mind” dan setiap kali gw mengulangnya, rasa sakitnya tak sedikit pun berkurang…
                             
Dan kali ini gw akan sekali lagi menceritakannya…

Gw ingat benar hari itu gw telpon-telponan sama dia sampai jam 3 pagi (thx 2 promo gratisannya esia).. bangun dengan badan yang gak enak gw memaksakan untuk pergi ke kampus, alhasil suara gw serak-serak becek.. sangat ingat ketika dia sms gw, menanyakan kondisi gw, dan minta maaf karena sudah “memaksa” gw menemaninya sampai jam 3 pagi.. ge er dan merasa special, itu yang gw rasakan saat itu, dan siapa yang tidak, kalau diperlakukan semanis itu..

Dia membuat gw sangat nyaman, bahkan ketika tidak ada ikatan di antara kita sekalipun.. dan gw mulai berpikir kalau dia orang yang tepat, di saat yang tepat.. namun, sore itu.. semua mimpi gw amburadul.. semua harapan gw remuk, patah, hancur berkeping-keping, ketika ternyata suara yang diseberang sana bukan dia, melainkan WANITAnya, yang menyuruh gw melupakan semua yang terjadi diantar gw dan pacarnya..

Gw sedih.. merasa dibohongi.. gw marah.. merasa ini tak adil buat gw..

Kenapa Tuhan memberi dia, saat gw berdoa meminta seorang pendamping untuk hidup gw.. dalam waktu singkat gw bisa melihat rancangan-Nya begitu indah untuk gw dan dia,, namun sedemikian cepat Tuhan memaksa gw melepaskan apa yang baru saja gw tautkan..

Gw marah karena semua ini.. karena ketidakjujurannya.. karena akhirnya dia memilih untuk jujur, namun gw justru tidak suka mendengarnya.. gue berniat,, dan sangat berniat untuk melupakannya.. 1 hari, 2 hari berlalu, rasa itu tak pernah layu..

Gw ingat dengan jelas, apa yang terbersit di kepala gw.. betapa gw mulai tidak peduli dengan ada atau tidaknya wanita lain disisinya.. betapa ketika dia mendekati gw, itu merupakan suatu kemenangan dan poin plus untuk gw dibanding dengan wanitanya… betapa dengan naïf gw berpikir bahwa dia akan memilih gw.. dan betapa gw sadar kalau gw telah mencintai dia terlalu dalam…

Yes,, I love the way u lie… 

Namun ketika gw merenungkan, berapa banyak kebohongan yang dia utarakan pada wanita yang telah mendampinginya selama 4 tahun, apakah tidak mungkin semua yang dia janjikan ke gw, yang belum 4 bulan dia kenal..  sama tak nyatanya?? Gw merenung.. dan banyak merenung.. menangis, menyesali, dan merenung kembali…

Bertanya dan sering bertanya.. apakah ada setidaknya sedikit rasa yang gw rasakan padanya, dia rasakan pada gw??

Apakah dia orang yang tepat, hanya ia datang pada waktu yang tidak tepat??

Atau, apakah dia memang tidak tepat sama sekali…

Jujur sampai saat ini, gw belum bisa menjawab dengan pasti.. namun satu hal yang pasti,, apa yang gw jalani ini bukan suatu kesia-siaan.. ada sesuatu yang bisa gw lakukan dengan pengalaman ini..

Seperti kata temen gw “ kalo kita tidak pernah minum obat, maka kita tidak akan bisa memberitahu orang lain apa rasa obat itu”…

Yups,, u don’t have to get into it by yourself.. just learn from mine..

Jadi walaupun, untuk menuliskan cerita ini mata gw masih tetap berkaca-kaca dan pikiran gw menerawang kemana-mana, gw memutuskan tetap melakukannya..

agar setiap kita, bisa semakin pintar menyikapi.. bahwa ketika kita menemukan orang yang tepat pada saat yang tidak tepat.. jangan memaksakan.. tunggulah.. sampai waktu yang tepat datang..

Dan ketika waktu yang tepat tidak pernah datang.. yakinilah bahwa dia bukan bagian dalam rencana hidupmu, jadi melajulah.. lanjutkan hidupmu…